Rabu, 19 Juli 2017

PUING-PUING PABRIK GULA SEWUGALUR

          Kulonprogo adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Yogyakarta yang terletak dipesisir Samudra Hindia. Kabupaten yang banyak memiliki tempat wisata pantai ini pada masa lalu merupakan salah satu wilayah perkebunan yang cukup subur. Tercatat pernah berdiri sebuah pabrik gula diwilayah ini bernama Suiker Fabriek (SF) Sewugalur.
            Pabrik Gula Sewugalur terletak di Desa Karangsewu, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo. Pabrik ini didirikan oleh E.J Hoen, O.A.O Van Der Berg dan R.M.E Raaf pada tahun 1881 sebagai Perseroan Terbatas. Pada masa itu wilayah Galur yang subur memang cocok untuk menanam beberapa tanaman perkebunan seperti padi, nilai, tembakau, dan tebu.
            Guna mendukung aktivitas perkebunan dan pabrik maka secara bertahap dibangun beberapa fasilitas penunjang seperti sekolah, jalur kereta api, dan rumah dinas bagi karyawan. Rumah dinas sendiri mulai dibangun pada tahun 1918. Masa kelam PG Sewugalur terjadi pada tahun 1931 hingga tahun 1935 dimana dunia mengalami krisi hebat bernama Malaise yang ternyata ikut berdampak pada keberlangsungan Pabrik Gula Sewugalur.
            Akibat krisis tersebut, pabrik ini harus berhenti beroperasi. Alhasil kereta api dari Yogyakarta yang menuju ke Sewugalur yang biasanya diramaikan oleh masyarakat dan aktivitas pabrik gula inipun menjadi sepi. Saat Jepang mulai memasuki wilayah Indonesia, jalur kereta api dari Palbapang menuju Sewugalur dicabut untuk dipindah kewilayah lain.
            Nasib tragis pabrik gula ini tidak berakhir sampai disini. Saat agresi militer Belanda II, PG Sewugalur terpaksa dibumihanguskan sebagai langkah teknik perang para pejuang agar bangunan pabrik tidak diambil alih oleh Pemerintah Hindia Belanda. Kini hanya beberapa bagian saja yang masih tersisa dari Pabrik Gula Sewugalur. Sementara untuk bekas rumah dinasnya masih banyak yang terselamatkan meskipun hanya sedikit yang bernasib baik. Dilokasi pabrik gula ini juga masih bisa dijumpai area pemakaman Belanda (Kerkof) milik petinggi pabrik dimasa lalu.

Lokasi Pabrik Gula Sewugalur dan Halte Sewugalur
Sumber: kitlv.nl

Bekas Lokasi Pabrik Menjadi Lapangan

Salah Satu Bekas Bangunan Kantor











Bekas Rumah Dinas Milik Pabrik Gula Sewugalur

Area Pemakaman Belanda (Kerkof) di Pabrik Gula Sewugalur









SEJARAH PABRIK GULA REJO AGUNG

          Pabrik Gula Rejo Agung adalah salah satu pabrik gula yang berdiri dan masih aktif di Kota Madiun Jawa Timur. Pabrik gula ini terletak tidak jauh dari Stasiun Besar Madiun. Sejarah awal pabrik gula ini dimulai pada tahun 1894. Sebagai salah satu anak perusahaan dari NV HANDEL MT. KIAN GWAN yang kemudian berubah menjadi OEI TIONG HAM CONCERN sebagai induk perusahaan dengan status kepemilikan swasta. Saat awal didirikan, pabrik ini hanya memiliki kapasitas produksi sebesar 2000 TCD dengan sistem pemurnia karbonatasi rangkap De Haand.
            Pada tahun 1961 seluruh perusahaan OEI TIONG HAM CONCERN dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia yang selanjutnya operasionalnya berada dibawah pengawasan Menteri/ Jaksa Agung RI. Pada tahun 1963 seluruh asset perusahaan eks OTHC diserahkan kepada Menteri Urusan Pendapatan Pembiayaan dan Pengawasan (P3) atau sekarang Kementerian Keuangan RI.
            Selang satu tahun pada tahun 1964 Departemen Keuangan membentuk perusahaan bernama PT Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia dengan status BUMN dengan tugas melanjutkan aktifitas usaha eks OTHC. Pada tahun 2008 kapasitas produksi PG Rejo Agung ditingkatkan menjadi 4500 TCD dan sistem pemurnian diubah menjadi Sulfitasi. Hingga kini PG Rejo Agung memiliki kapasitas produksi sebesar 6000 TCD.
            Disekitaran komplek pabrik, masih banyak dijumpai bekas rumah dinas milik karyawan pabrik yang hampir sebagian besar kosong. Pabrik ini sekarang tidak menggunakan kereta lori sebagai aktivitas angkutan tebunya, sehingga jalur lori dan emplasemen kereta lori disebelah barat pabrik telah ditutup. Dahulu pabrik ini juga terhubung dengan Stasiun Besar Madiun guna mendukung aktivitas operasional pabrik. Akan tetapi sayang bekas jalur tersebut sekarang hanya bersisa hingga ke depo milik Pertamina saja.

Lokasi Pabrik Gula Rejo Agung
Sumber: kitlv.nl



Bangunan Utama Pabrik

Salah Satu Bangunan Milik PG Rejo Agung






Bekas Jalur Kereta Menuju PG Rejo Agung Digunakan untuk Angkutan BBM ke Depo Pertamina


Angkutan Barang dari PG Rejo Agung
Sumber: Mike Morant


Angkutan Tetes Tebu dari PG Rejo Agung Menuju Stasiun Besar Madiun
Sumber: maaf saya lupa

Pabrik Gula Rejo Agung Tahun 1910
sumber: kitlv.nl









LORI PG PURWODADI


PABRIK GULA MADUKISMO BARU
 (SUIKER FABRIEK  PADOKAN)

          Pabrik Gula Madukismo adalah satu-satunya pabrik gula di wilayah Yogyakarta yang hingga kini masih aktif memproduksi gula tebu. Pabrik ini dahulunya bernama Pabrik Gula Padokan yang merupakan satu dari sembilan belas pabrik gula yang pernah berdiri di wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada masa agresi militer Belanda dua, pabrik ini dibumihanguskan bersamaan dengan pabrik-pabrik gula lainnya. Hal ini bertujuan untuk mencegah diambilnya kembali pabrik gula oleh tentara Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.
            Pada tahun 1955 atas prakarsa dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX  didirikanlah Pabrik Gula Madukismo yang berlokasi tepat dibekas Pabrik Gula Padokan di Tirtonirmolo Kasihan Bantul. Pendirian pabrik gula ini dimaksudkan untuk menolong rakyat yang banyak kehilangan pekerjaan akibat banyaknya pabrik gula yang dibumihanguskan pada masa itu.
            Seperti halnya pabrik gula lain, Pabrik Gula Madukismo dahulu juga terhubung dengan jalur kereta api yakni dengan Halte Winongo yang berdiri tak jauh dari lokasi pabrik. Halte Winongo sendiri merupakan salah satu Halte yang terletak di jalur Yogya – Palbapang. Tahun 1970-an merupakan akhir dari operasional halte tersebut sebelum akhirnya ditutup hingga sekarang. Kini bekas percabangan jalur kereta menuju pabrik gula masih bisa disaksikan bekas-bekasnya.


Percabangan dari Halte Winongo Menuju PG Padokan
Sumber: kitlv.nl

Peta Lokasi PG Padokan
Sumber: kitlv.nl

Bekas Bangunan Halte Winongo






Bekas Percabangan Jalur Kereta Api Menuju PG Padokan


Aktivitas Lori PG Madukismo

Pintu Masuk PG Madukismo


Bangunan Utama PG Madukismo
Sumber: Google






PABRIK GULA GESIKAN

         Pabrik Gula Gesikan adalah salah satu dari beberapa pabrik gula yang pernah berdiri di Kabupaten Bantul. Pabrik gula ini terletak tidak jauh dari Jalan Palbapang – Kulonprogo. Sedikit sekali referensi sejarah yang menggambarkan aktifitas pabrik gula ini dimasa lalu. Pada masanya PG Gesikan terhubung dengan jalur kereta api yang merupakan percabangan dari Halte Bajang. Seperti halnya pabrik gula lain, jalur kereta api tersebut berfungsi guna mendukung aktifitas pabrik gula.
            Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942 jalur kereta dari Palbapang hingga Sewugalur dicabut oleh tentara Dai Nipon untuk dipindah diwilayah lain. Alhasil jalur kereta percabangan dari Halte Bajang hingga PG Gesikanpun juga tak luput dari pembongkaran. Kini bekas-bekas jalur kereta tersebut sudah tak bersisa dan berubah menjadi jalan raya dan persawahan.
            Bekas keberadaan Pabrik Gula Gesikan bisa dilihat dari peta peninggalan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Selain itu dibekas lokasi pabrik gula sendiri masih terdapat bekas bongkahan-bongkahan pondasi bangunan pabrik. Lokasi bekas PG Gesikan sekarang telah berubah menjadi lapangan.



Peta Lokasi Pabrik Gula Gesikan

Sumber: kitlv.nl








Bekas Lokasi dan Beberapa Pondasi Pabrik Gula Gesikan