Kamis, 02 Juli 2015

PABRIK GULA COLOMADU

 GUNUNG MADU  ADA DI COLOMADU

            Colomadu, adalah nama sebuah kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar yang terletak di sebelah utara Kota Surakarta. Kecamatan yang terletak terpisah dari Kabupaten karanganyar ini memiliki sebuah icon terkenal yaitu Pabrik Gula Colomadu. Bangunannya yang megah dengan aritektur kuno yang menawan sangat kontras dengan kondisi sekitarnya yang telah didominasi oleh bangunan-bangunan modern.
             Sejarah awal pembangunan Pabrik Gula Colomadu diawali dari ketertarikan seorang Raja Mangkunegaran kala itu yaitu KGPAA Mangkunegara IV yang tertarik untuk berbisnis di industri gula. Maklum saja, kala itu tanah Jawa banyak didominasi oleh kawasan perkebunan salah satunya perkebunan tebu yang dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Selain itu, berakhirnya Perang Diponegoro membuat kekuasaan raja-raja di tanah Jawa dikurangi oleh Pemerintah Hindia Belanda yang berdampak pada menurunnya pendapatan kerajaan.     
            Minggu 8 Desember 1861 adalah peletakan batu pertama Pabrik Gula Colomadu. Mangkunegara IV mempercayakan pembangunan pabrik kepada seorang ahli kebangsaan Jerman bernama R. Kampf. Tidak main-main, biaya pembangunan pabrik ini mencapai f 400.000 yang modal pembangunannya diperoleh dari pinjaman yang berasal dari hasil keuntungan perkebunan kopi Mangkunegaran. Selain itu, modal pembangunan juga diperoleh dari bantuan pinjaman Mayor Cina di Semarang Be Biauw Tjwan yang merupakan teman dekat dari mangkunegaran IV.
            Setahun kemudian Pabrik Gula Colomadu rampung pembangunannya dan siap beroperasi. Dalam upacara peresmian pabrik, Mangkunegara IV memberikan nama pabrik pertamanya itu dengan nama Colomadu yang berarti gunung madu. Nama tersebut memiliki harapan bahwa kehadiran Pabrik Gula Colomadu diharapkan mampu menjadi gunung madu yang akan mensejahterakan Praja Mangkunegaran dan masyarakat sekitarnya.

Pabrik Gula Colomadu 1867
Sumber: kitlv.nl

Rumah Administrateur PG Colomadu
sumber: kitlv.nl

Pabrik Gula Colomadu Tahun 1920
Sumber: kitlv.nl

Peta PG Colomadu
sumber: kitlv.nl

Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan Pabrik Gula Colomadu pun banyak mengalami pasang surut. Desakan pembangunan kota yang sangat pesat membuat ladang tebu yang ada disekitar pabrik gula tergusur. Jalur-jalur kereta lori yang dulu digunakan untuk mengangkut tebu dari ladang ke pabrik gula pun dicabut karena banyak perkebunan yang telah beralih fungsi. Selain itu alat-alat pabrik yang sudah uzur dan minimnya regenerasi membuat efisiensi produksi pabrik menurun. Akhirnya pada tanggal 1 Mei 1997, Pabrik Gula Colomadu melakukan penggilingannya yang terakhir dan resmi ditutup. 
            Minggu 24 Mei 2015 saya mencoba menelusuri sisa kejayaan Pabrik Gula Colomadu dimasa lalu. Perjalanan saya ini saya awali dari Gembongan dimana disana dulu terdapat jalur kereta api dari Stasiun Purwosari menuju PG Colomadu untuk angkutan tetes tebu. Jalur tersebut dibangun oleh slah satu perusahaan swasta kereta api milik Hindia Belanda yaitu NIS. Kini jalur pengangkut tetes tebu tersebut sudah tidak ada. Hanya jejak-jejak nya saja yang berupa bekas jembatan kereta api dibeberapa titik yang masih bisa kita saksikan.

Bekas Jembatan Kereta Api Menuju PG Colomadu

Bekas Jembatan Kereta Api di Sisi Selatan PG Colomadu

            Setibanya dilokasi bekas pabrik, lokasi pertama yang saya tuju adalah sisi selatan pabrik. Disana saya mencari bekas lokasi pintu masuk kereta menuju ke dalam pabrik. Saat saya berada di lokasi, saya sudah tidak menemukan bekas pintu masuk kereta yang saya cari karena semuanya sudah dibangun dengan pagar tembok. Tapi saya menemukan sebuah petunjuk dimana terdapat sebuah bekas jembatan kecil yang tersamarkan oleh semak-semak menuju kedalam area pabrik. Perkiraan saya dititik tersebutlah dulunya lokasi masuk kereta api menuju ke dalam pabrik.

Perkiraan Pintu Masuk Kereta Api Kedalam Pabrik

            Perjalanan saya lanjutkan menuju pintu masuk utama atau gerbang utama PG Colomadu. Waktu itu saya berencana untuk minta izin kepada securiti yang menjaga pabrik untuk mengambil gambar bangunan didalam lokasi bekas Pabrik Gula Colomadu. Akan tetapi sayang, kedatangan saya diwaktu yang kurang tepat. Waktu itu lokasi pabrik digunakan untuk sebuah acara sehingga tertutup untuk umum. Kecewa pastinya, tapi saya mencoba mencari sisi lain pabrik yang mungkin bisa ditelusuri lebih dalam. Saya pun bergerak kesisi utara dan berlanjut ke sisi barat atau tepatnya di bagian belakang pabrik.

Bangunan Utama PG Colomadu

Disisi utara bangunan pabrik, terdapat sebuah taman bermain yang memanfaatkan bekas sebuah rumah dinas milik PG Colomadu. Dibagian depannya terdapat sebuah lokomotif uap yang dulunya digunakan untuk menarik kereta tebu milik PG Colomadu. Dibagian depan lokasi pabrik gula juga terdapat sebuah kompleks perumahan yang cukup luas. Bangunannya sendiri bisa dikatakan megah dan berarsitek colonial. Perkiraan saya, kompleks perumahan tersebut dulunya digunakan sebagai rumah dinas karyawan atau staf PG Colomadu. Hal tersebut lazim dijumpai di setiap pabrik gula yang dibangun dimasa lalu.
Akhirnya perjalanan saya tiba dibagian belakang pabrik. Sama dengan dibagian depan pabrik, disini saya juga menjumpai kompleks perumahan milik PG Colomadu. Berbeda dengan perumahan yang ada didepan lokasi pabrik, perumahan yang ada dibelakang ini memiliki ukuran bangunan yang lebih kecil dan cenderung sederhana. Kompleks tersebut adalah rumah karyawan PG Colomadu yang memiliki jabatan rendah seperti buruh pabrik yang biasanya di ampu oleh orang pribumi.

Monumen Lokomotif Milik PG Colomadu

Kompleks Perumahan Karyawan di Belakang Pabrik

Selain kompleks perumahan pegawai PG Colomadu, dibelakang lokasi pabrik saya juga menjumpai bangunan menyerupai gudang dengan jumlah yang sangat banyak. Bangunan gudang tersebut memiliki ukuran yang tidak terlalu luas, namun cukup tinggi. Mungkin setara dengan bangunan berlantai dua. Saya kurang tahu persis bangunan tersebut dahulu digunakan sebagai apa, karena saya belum pernah menjumpai bangunan sejenis di pabrik gula ditempat lain. Kini bangunan tersebut dimanfaat masyarakat sebagai tempat tinggal.

Bangunan Dibelakang Pabrik Gula Colomadu

            Setelah puas menjelajah area belakang pabrik, sayapun bergerak ke bagian depan untuk menelusuri kompleks perumahan yang ada di depan pabrik. Di area depan pabrik banyak sekali rumah-rumah megah berarsitek colonial berdiri dengan berbagai model desain. Area kompleks sendiri cukup luas. Dari banyaknya rumah yang berdiri, tidak semuanya berpenghuni dan terawat. Bahkan bisa dikatakan lebih banyak rumah yang kosong dan tidak terawat dari pada yang berpenghuni. Hal ini tentu sangat disayangkan karena banyaknya bangunan yang rusak membuat kesan angker dan kumuh. Disebuah sudut kompleks, saya menjumpai sebuah monumen dimana terdapat patung Mangkunegara IV dengan tulisan prasasti berbahasa Belanda dan Jawa. 

Kompleks Perumahan Karyawan di Depan PG Colomadu


Monumen Mangkunegara IV

            Akhirnya tanpa terasa perjalanan saya menyusuri sisa manisnya Pabrik Gula Colomadu selesai sudah. Meskipun tidak banyak tempat yang bisa saya jangkau karena terbatasnya akses ke lokasi, tetapi banyak sekali ilmu yang bisa saya dapatkan selama blusukan kali ini. Isu untuk mengubah lokasi pabrik gula menjadi kawasan modern sebenarya sangat disayangkan. Seharusnya pemerintah dan pihak terkait bisa merawat peninggalan bersejarah ini. Bahkan jika memungkinkan besar harapan untuk bisa menghidupkan kembali pabrik gula tersebut. Seperti pesan yang diwasiatkan oleh Mangkunegara IV, “Pabrik iki openono, sanajan ora nyugihi anaging nguripi” yang memiliki arti “Pabrik ini pelihara dan rawatlah, meskipun pabrik ini tidak bisa membuatmu kaya tapi pabrik ini bisa menghidupimu”. 















Tidak ada komentar:

Posting Komentar